Berita

Pengaruh Biodiesel Additive Terhadap Filter Solar dan Injektor

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani, dan kini menjadi solusi yang semakin populer dalam menghadapi isu energi fosil. Di Indonesia, implementasi biodiesel seperti B20, B30, hingga B40 telah digalakkan pemerintah untuk menekan ketergantungan terhadap solar berbasis minyak bumi.

Namun, tantangan penggunaan biodiesel tidak bisa diabaikan. Salah satu kendala utama adalah dampaknya terhadap sistem bahan bakar, terutama filter solar dan injektor. Untuk mengatasi tantangan ini, produsen bahan bakar dan pengguna kendaraan mulai beralih pada penggunaan biodiesel additive, yaitu zat tambahan yang ditujukan untuk meningkatkan performa dan stabilitas bahan bakar.

Karakteristik Biodiesel yang Mempengaruhi Filter dan Injektor

Berbeda dengan solar konvensional, biodiesel memiliki kandungan oksigen lebih tinggi dan sifat higroskopis (mudah menyerap air). Selain itu, biodiesel cenderung memiliki tingkat kebersihan (cleanliness) yang lebih rendah karena mengandung gliserol, partikel mikro, dan senyawa lain hasil dari proses transesterifikasi.

Hal ini menyebabkan biodiesel cenderung membentuk endapan (deposit) yang dapat menyumbat filter solar, serta meningkatkan risiko pembentukan kerak pada ujung injektor. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menurunkan efisiensi semprotan bahan bakar dan memperpendek usia komponen sistem injeksi.

Fungsi dan Manfaat Biodiesel Additive

Biodiesel additive dikembangkan untuk menanggulangi efek negatif dari karakteristik alami biodiesel. Beberapa fungsi utama additive adalah:

  • Detergen: Membersihkan sistem bahan bakar dari deposit atau kerak.
  • Stabilisator: Mencegah degradasi bahan bakar akibat oksidasi atau kontaminasi air.
  • Anti-korosi: Melindungi logam di filter dan injektor dari karat dan aus.
  • Dispersant: Membantu mendispersikan partikel kotoran agar tidak menggumpal.
  • Lubrikasi tambahan: Meningkatkan pelumasan yang mungkin berkurang karena sifat biodiesel.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, additive biodiesel membantu menjaga sistem bahan bakar tetap bersih dan optimal.

Pengaruh Terhadap Filter Solar

Filter solar berfungsi untuk menyaring partikel dan kontaminan dari bahan bakar sebelum masuk ke injektor. Penggunaan biodiesel tanpa additive dapat mempercepat penyumbatan filter karena kontaminan seperti gliserol, air, dan mikroorganisme.

Dengan penggunaan biodiesel additive, residu-residu tersebut dapat dicegah agar tidak menggumpal dan menempel di filter. Additive juga membantu menjaga kestabilan bahan bakar saat penyimpanan, mengurangi endapan yang biasanya terbentuk di tangki bahan bakar atau saluran suplai.

Contoh Kasus: Sebuah perusahaan logistik di Jawa Tengah melaporkan bahwa sejak penggunaan additive berbasis dispersant dan biocide, interval penggantian filter solar pada truk mereka meningkat dari 10.000 km menjadi 20.000 km, menghemat biaya operasional dan downtime.

Dampak Terhadap Injektor Mesin Diesel

Injektor adalah komponen vital dalam sistem pembakaran mesin diesel. Presisi semprotan bahan bakar sangat tergantung pada kebersihan ujung nozzle. Deposit atau kerak yang menumpuk akan mengubah pola semprotan, menyebabkan pembakaran tidak sempurna, peningkatan emisi, dan penurunan tenaga mesin.

Biodiesel additive yang mengandung detergen dan pelumas tambahan berperan penting di sini. Detergen mencegah dan membersihkan deposit yang menempel di injektor, sedangkan pelumas membantu mengurangi gesekan internal injektor yang dapat disebabkan oleh kekurangan lubricity pada biodiesel murni.

Studi Kasus: Dalam pengujian oleh laboratorium otomotif independen, penggunaan additive multifungsi pada bahan bakar B30 terbukti mengurangi kerak injektor hingga 60% dibandingkan dengan bahan bakar tanpa additive.

Risiko Penggunaan Additive yang Tidak Tepat

Meski additive memberikan banyak manfaat, penggunaan yang salah justru dapat membahayakan sistem. Additive yang tidak kompatibel dengan jenis bahan bakar atau berlebihan dosisnya bisa memicu korosi, pembentukan emulsi, atau reaksi kimia yang merugikan.

Oleh karena itu, penting untuk memilih additive yang telah teruji dan memiliki sertifikasi mutu, serta mengikuti dosis yang disarankan oleh pabrikan kendaraan atau penyedia additive.

Rekomendasi Penggunaan Biodiesel Additive

Berikut beberapa tips dalam menggunakan additive untuk menjaga filter dan injektor tetap optimal:

  1. Gunakan additive setiap kali pengisian bahan bakar, terutama jika menggunakan B30 atau lebih tinggi.
  2. Pilih produk additive yang memiliki spesifikasi lengkap: detergen, dispersant, anti-korosi, dan pelumas.
  3. Pastikan additive kompatibel dengan sistem Common Rail dan Euro 4 atau 5.
  4. Lakukan uji coba secara bertahap untuk memantau dampaknya terhadap performa mesin dan sistem bahan bakar.
  5. Perhatikan petunjuk dosis dan jangan melebihi anjuran agar tidak terjadi over-treatment.

Kesimpulan

Biodiesel additive terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap perawatan filter solar dan injektor pada kendaraan diesel. Dengan mengatasi kelemahan alami biodiesel seperti endapan, kontaminasi air, dan rendahnya lubricity, additive mampu memperpanjang umur komponen, meningkatkan efisiensi bahan bakar, dan menekan biaya perawatan.

Namun, efektivitas additive sangat bergantung pada pemilihan produk yang tepat dan penggunaan sesuai anjuran. Di tengah meningkatnya penggunaan biodiesel di Indonesia, edukasi mengenai peran additive menjadi sangat penting agar transisi menuju energi hijau tetap berjalan tanpa mengorbankan performa mesin.

Sumber: Grinzest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *